• Beranda
  • penyakit
  • Apa Itu Buta Warna Parsial? Kenali Gejala dan Penyebabnya

Apa Itu Buta Warna Parsial? Kenali Gejala dan Penyebabnya

Apa Itu Buta Warna Parsial? Kenali Gejala dan Penyebabnya
Ilustrasi membedakan warna. Credit: Freepik

Bagikan :


Buta warna parsial adalah kondisi buta warna paling banyak dialami di masyarakat. Pada buta warna parsial, seseorang memiliki persepsi berbeda pada suatu warna tertentu, namun dapat melihat warna lainnya dengan normal. Akibatnya, pengidap buta warna parsial kesulitan mengenali warna tertentu.

 

Apa Itu Buta Warna Parsial?

Buta warna adalah kondisi dimana Anda tidak dapat mengenali warna dengan normal. Buta warna tidak berarti Anda tidak dapat melihat warna apa pun, namun pengidap buta warna kesulitan melihat beberapa warna secara berbeda dari yang lain. 

Pada beberapa orang, buta warna dipengaruhi oleh faktor keturunan. Seseorang yang mengalami buta warna kemungkinan mendapatkan warisan genetik dari salah satu atau kedua orang tuanya. 

Pada retina, terdapat 2 jenis sel yang mendeteksi cahaya, yaitu sel batang dan sel kerucut. Sel batang mendeteksi cahaya dan gelap sementara sel kerucut mendeteksi warna.

Ada tiga jenis sel kerucut, yaitu warna merah, hijau, dan biru. Otak menggunakan input dari sel kerucut ini untuk menentukan persepsi warna yang kita lihat. Ketika sel kerucut tidak ada, cacat, atau mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik, maka seseorang dapat mengalami buta warna. 

Buta warna tidak menunjukkan gejala khusus. Orang tua mungkin baru menyadari bahwa anaknya memiliki masalah buta warna ketika belajar mengenal warna. Gejala yang perlu diwaspadai antara lain:

  • Kesulitan melihat warna dan tingkat kecerahan warna 
  • Kesulitan mengenali corak warna yang sama atau serupa 

Baca Juga: Mengenal Jenis-Jenis Buta Warna

 

Penyebab Buta Warna Parsial

Buta warna dapat terjadi sejak lahir atau baru terjadi di kemudian hari. Penyebab buta warna dapat berbeda-beda di setiap kasusnya. Umumnya pada buta warna yang diwariskan, seseorang akan mengalami buta warna merah dan hijau, sedangkan pada buta warna yang didapat, ia akan mengalami buta warna biru dan kuning.

Beberapa penyebab buta warna antara lain:

  • Perubahan gen yang menyebabkan buta warna yang diwariskan
  • Paparan bahan kimia yang memengaruhi sistem saraf penglihatan
  • Paparan jangka panjang terhadap lampu las
  • Konsumsi obat-obatan
  • Kondisi mata, termasuk di antaranya degenerasi makula terkait usia, glaukoma, dan katarak
  • Kondisi medis yang memengaruhi otak atau sistem saraf seperti diabetes, penyakit Alzheimer, dan multiple sclerosis (MS).

Baca Juga: Bukan Sembarang Aktivitas, Ini Manfaat Mewarnai bagi Anak-Anak

 

Tes Buta Warna

Tes buta warna yang paling umum dilakukan adalah dengan melakukan tes Ishihara. Tes ini dilakukan dengan alat peraga berupa gambar atau pelat berisi pola titik-titik kecil. Di antara titik-titik tersebut terdapat angka atau bentuk yang tersusun dari berbagai titik-titik warna, lalu peserta tes diharuskan menebak angka atau bentuk yang tampak pada gambar. Pada peserta yang mengalami buta warna, peserta mungkin tidak akan melihat bentuk apa pun pada lembar tersebut.

Gambar 1: Ilustrasi Tes Ishihara. Credit: Pavel Danilyuk

Tes Ishihara bisa dilakukan pada anak-anak sejak berusia 4 tahun. Pada usia tersebut, anak sudah dapat menjelaskan dengan baik benda atau angka yang ia lihat. Namun, sebaiknya lakukan pemeriksaan mata secara komprehensif ketika usia anak menginjak 1 tahun. 

Berdasarkan hasil tes Ishihara, dokter dapat melakukan pengujian lebih lanjut untuk memastikan diagnosis dan mempelajari kondisi pasien lebih lanjut.

 

Penanganan Buta Warna

Hingga saat ini belum ada pengobatan khusus untuk mengatasi buta warna yang disebabkan oleh faktor genetik. Kebanyakan orang yang mengalami buta warna parsial sejak lahir cenderung mengembangkan kemampuan untuk beradaptasi dan melihat warna dengan cara yang berbeda. Jika kondisi buta warna Anda disebabkan oleh obat-obatan atau paparan zat kimia lainnya, beberapa pengobatan mungkin dapat membantu. 

Dokter mungkin dapat merekomendasikan kacamata buta warna, yaitu kacamata dengan filter khusus yang meningkatkan kontras antar warna sehingga Anda dapat melihat perbedaan warna dengan jelas. Namun, kacamata tersebut tidak memungkinkan Anda melihat warna baru dan tidak memperbaiki gangguan yang terjadi pada sel kerucut. 

Apabila Anda memiliki pertanyaan seputar buta warna, sebaiknya konsultasikan ke dokter. Anda juga bisa memanfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care yang bisa diunduh melalui App Store atau Play Store.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainya? Cek di sini, yah!

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Jumat, 22 November 2024 | 15:52

Cleveland Clinic. Color Blindness. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/11604-color-blindness

National Eye Institute. Color Blindness. Available from: https://www.nei.nih.gov/learn-about-eye-health/eye-conditions-and-diseases/color-blindness#

Turbert, D. (2024). What Is Color Blindness. Available from: https://www.aao.org/eye-health/diseases/what-is-color-blindness

NHS. Colour vision deficiency (colour blindness). Available from: https://www.nhs.uk/conditions/colour-vision-deficiency/

WebMD Editorial Contributors. (2023). Available from: https://www.webmd.com/eye-health/color-blindness

Harkin, M. (2019). Color Vision Test. Available from: https://www.healthline.com/health/color-vision-test